Jumat, 19 Maret 2021
In:
Ringkasan Kajian
10 Pelajaran Pendidikan dari Surat Al Fatihah (Pembuka) - Ringkasan : Kajian Youtube Ust. Budi Ashari. LC
Ringkasan : Kajian Youtube Ust. Budi Ashari. LC
Surah Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surah inilah dibuka dan dimulainya Al-Quran. Dinamakan Ummul Qur'an (أمّ القرءان; induk al-Quran) atau Ummul Kitab (أمّ الكتاب; induk Al-Kitab) karena dia merupakan induk dari semua isi Al-Quran. Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (السبع المثاني; tujuh yang berulang-ulang) karena jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam salat.
Dibagi menjadi 2 :
Tartib Nuzuliy : Urutan turun, mulai dari Al Alaq dan posisi Al fatihah menjadi urutan ke-5.
Tartibul Mushaf : Urutan mushaf (dari ayat dan surat), maka surat pembuka dalam Al Quran (urutan pertama) adalah Al Fatihah.
1. Bismillaah
Pendidikan dimulai dengan nama Allah. Baik dilihat dari tartib nuzuly (al alaq) maupun dari Al Fatihah, semua permulaan harus dengan menyebut nama Allah.
- iqra` bismi rabbikallazī khalaq (ayat pertama yang diturunkan) "bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan"
- bismillaah "dengan nama Allah".
Mendidik generasi dengan ilmu haruslah dimulai dengan menyebut nama Rabbmu. Pendidikan tidak akan berhasil tanpa menyebut nama Allah dalam permulaannya, pendidikan tanpa melibatkan Allah tidak akan berhasil.
Jangan ada keangkuhan dalam memulai pendidikan, karena Allah lah yang Maha Berilmu. Memulai pendidikan dengan merunduk, rendahkan hati, katakan bahwa Insyaallah dengan Ilmu yang hamba miliki ini, dapat bermanfaat untuk mendidik anak-anak generasi selanjutnya, dengan Ijin-Mu, dengan Bismillah.
2. Rahmaanir Rahiim
Dalam Al Fatihah, sebelum mengenalkan yang lain pada anak, pendidikan awal adalah dengan mengenalkan Allah terlebih dahulu. Yang pertama kita kenalkan pertama pada generasi kita adalah Allah dengan sifatnya yang rohman (pengasih) dan rohim (penyayang).
Krisis pendidikan saat ini adalah anak yang mengetahui banyak hal, tetapi tidak mengenal siapa Allah, Tuhan-Nya dengan baik.
3. Alhamdulillaahi Rabbil 'aalamiin
Kita harus selalu merasakan Nikmat Allah yang melimpah, maka akan lahirlah rasa Syukur. Pendidikan memerlukan Hikmah, ketika Ilmu tidak lagi cukup untuk menasihati.
Lukman menjadi contoh dalam pendidikan terbaik pada anaknya. Meletakkan Hikmah dan Syukur dalam pendidikan.
31.Luqmān : 12
وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, \"Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.\"
Keluarga Lukman dalam pendidikan :
- mengenalkan Allah, memberitahukan pada anaknya
31.Luqmān : 13
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, \"Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.\"
- mengajarkan tentang balasan atas perbuatan di bumi, pertanggungjawaban atas perbuatan di dunia.
31.Luqmān : 16
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
(Luqman berkata), \"Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti.
- 31.Luqmān : 17
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.
- 31.Luqmān : 18
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.
- 31.Luqmān : 19
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ
Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.\"
4. Alhamdulillaah
Kita mengucapkan Alhamdulillah pada saat mendapatkan nikmat dari Allah. Rasa syukur inilah yang akan menghilangkan sifat buruk manusia (keluh kesah).
Nikmat Allah begitu banyak, sampai tidak terhitung, hanya saja kadang kala kita tidak menyadarinya. Maka didiklah anakmu dengan dengan belajar bersyukur atas nikmat dari Allah, seperti nikmat hidup, nikmat bernapas (jika sedang mengalami hidung tersumbat, kita biasanya baru sadar akan nikmat menghirup oksigen dengan lancar tanpa gangguan). Hal-hal seperti inilah yang harus kita sampaikan pada anak, sehingga anak akan menjadi manusia yang pandai bersyukur.
Lupa nikmat Allah, tidak pandai bersyukur adalah penyakit generasi saat ini. Maka ajarkanlah rasa syukur, menghargai nikmat Allah yang tidak terhitung (setiap hari), yang bahkan tidak kita minta, tetapi Allah berikan dengan cuma-cuma. a
Ajarkan untuk selalu bersyukur dalam keadaan apapun.
5. Rabb - tarbiyah (pendidikan).
Konsep tarbiyah secara dasar yang berasal dari kata Rabb. Bermakna bahwa Allah SWT memberikan pemeliharaan, perlindungan, bimbingan, dan mengatur segala urusan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Allah lah yang menumbuhkan dan mendidik. Pendidikan harus bertumbuh, bertumbuh kebaikannya, terus menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak hanya berproses, tetapi harus terus bertumbuh menunjukkan perkembangan.
Mengambil ruh pendidikan langsung dr Rabb (Allah), dengan menggunakan Al Quran sebagai pedoman utama. Jadilah kalian orang-orang yang Rabani (berorientasi pada Allah).
7. Maaliki Yawmid-Diin.
Maliki (malik pendek) Raja, (maalik panjang) yang memiliki / menguasai. Allah adalah Raja yang Maha Memiliki / Menguasai. Maka ajarkan pendidikan, dari mengenal Allah, Raja yang Maha Memiliki.
>> Tarbiyatul Aqidah, tentang Allah. Jagalah Allah, Maka Allah menjagamu. Mintalah pada Allah maka Allah akan berikan yg terbaik. Ajarkan aqidah ini sejak usia SD. Abdullah bin Abbas sebagai contoh Tarbiyatul Aqidah langsung dari Nabi Muhamad pada saat itu Abbas masih berusia 8th.
Kenali Allah saat engkau lapang dan Allah akan mengenalimu saat kamu sempit. Menanamkan Aqidah yang kokoh, pada orang beriman, maka ia akan memiliki kehidupan yang baik.
>> Tarbiyatul Ibadah, Ibadah yang harus dibiasakan hingga Ia menikmati ibadahnya, sehingga ia akan senang berlama-lama dalam ibadahnya.
Shalat itu merupkan panduan pertama, pertnggungjawaban pertama, karena yang amal yang pertama akan dipertanyakan adalah shalatmu. Perintahkan anakmu shalat pada umur 7th, dan katakanlah untuk beribadah hanya kepada Allah. Jadikan shalat itu istirahat, sebuah kenikmatan, sehingga engkau ingin berlama-lama dalam ibadahmu.
>> Tarbiyatul Akhlak - wa iyakanastain. Meminta bantuan pertolongan pada Allah. Thaghut, ia merasa cukup, merasa berkuasa atas dirinya, dan tidak lagi membutuhkan Allah, tidak ada lagi yang ingin ia minta pada Allah.
Padahal Allah semakin senang pada hambanya yang selalu meminta. Inilah yang dikatakan bahwa Tarbiyatul Ibadahnya gagal, Ibadahnya tidak berhasil memebntuk Akhlaknya (gagal). Akidah yang baik jg akan menghasilkan Akhlak yg baik. Akidah, Ibadah yang berhasil ditanamkan secara otomatis akan membentuk Akhlak yang baik.
Seperti saat ini, banyak orangtua yang berlomba agar anaknya menjadi penghafal quran, namun berhenti hanya pada menghafal. Meskipun menghafal Al Quran itu baik, tetapi yang terpenting adalah mengajak anak untuk memahami dan mengamalkan isi dari Al Quran (sebagai pedoman hidup). Jangan sampai penghafal Al Quran buruk akhlak dan akidahnya.
8. Iyyaaka na'budu wa lyyaaka nasta'iin - Ihdinas-Siraatal-Mustaqiim.
Berisikan doa, Allah mengabulkan doa orang-orang yang beriman. Sepanjang perjalanan pendidikan, kita harus selalu menghadirkan doa.
Sehingga pendidikan bukan hanya tentang semua usaha yang dikerahkan. Manusia tidak luput dari salah, lupa, khilaf dan dosa. Posisi doa yang dipanjatkan sepanjang perjalanan pendidikan adalah untuk melengkapi yg kurang pada pendidikan yang kita ajarkan.
Contoh kecilnya, jika ternyata kita salah dalam salah satu metode pendidikan yang kita terapkan pada anak dan memungkinkan anak menjadi keluar dari jalur, maka dengan doa, Allah akan menjaga anak kita - doa melengkapi berbagai usaha kita, memperbaiki khilaf kita serta hal-hal lain di luar kuasa kita (manusia) dalam proses mendidik.
Doa untuk menghasilkan pendidikan yang terbaik bahkan melebihi usaha yang kita kerahkan. Doa menjadikan yang tidak mungkin bagi manusia menjadi mungkin. Ilmu manusia dengan akalnya selalu membutuhkan sebab-akibat, tetapi bagi Allah menghadirkan akibat tanpa sebab pun dapat Dia lakukan (Kekuasaan Allah). Seperti Mariam yang hamil tanpa seorang suami.
Sehingga berdoalah, ini penting selama proses hidup, proses mendidik - memberikan pendidikan. Langitkan doa, mintalah pada Allah yang Maha Mendengar.
9. Siraatal-laziina an'amta 'alaihim ghayril-maghduubi 'alaihim wa lad-daaalliin
Manusia dibagi menjadi 3 :
- manusia yang diberi nikmat,
- manusia yg dimurkai Allah,
- manusia sesat.
Berilmu dan beramal adalah manusia yang berhasil (diberi nikmat). Tahu ilmu tidak mengamalkannya (orang yang dimurkai Allah). Amalnya banyak tapi tanpa landasan ilmu (orang yang tersesat).
Hasil pendidikan terbaik adalah berilmu dengan bersemangat dan mereka menapaki jalan untuk mengamalkan ilmunya.
10. Siraatal-lazii.
Pendidikan dengan pembelajaran pola dan keteladanan. Untuk tahu jalan hidup yang kita tempuh ini lurus atau tidak, maka caranya adalah dengan melihat kisah orang-orang terdahulu.
Sehingga disinilah pentingnya belajar sejarah. Untuk melihat contoh orang mana yang diberi nikmat, mana yang dimurkai dan mana yg sesat. Pentingnya mempelajari Sejarah ini terlihat dari Al Quran yang sepertiga isinya membahas Sejarah.
Belajar pola dan keteladanan dari Sejarah. Pola artinya Sunatullah, Abu Jahal adalah contoh Firaun di zaman Nabi. Pada masa berikutnya setelah Firaun wafat, maka akan ada Firaun-firaun lainnya (berpola).
Sehingga belajar dan ikutilah jalan hidup dari yang telah meninggal karena yang hidup belum aman dari fitnah. Pada usia baligh baiknya dalam pendidikan, orang tua mulai menghadirkan sosok yang dapat dikagumi dan diteladani dari sejarah Islam. Jangan sampai anak kita mengidolakan bahkan meneladani tokoh-tokoh yang tidak kita ketahui.
Pertanyaan :
Mengajarkan sesuatu sesuai dengan usia anak. Anak di umur berapa harus diajakrkan apa.
5-6 usia anak-anak menjelang akhir. Usia meniru belum mulai tamyiz (mampu membedakan). Mengenalkan mereka dengan talaqqi, menyuruh mereka menirukan, mencontohkan dan mengucapkan yg baik.
7 usia disuruh shalat (anak belum baligh) tapi sudah memasuki usia tamyiz (mampu membedakan) artinya dia mampu memilah memilih, mana bahaya dan mana yang manfaat, sudah mulai mengerti, akalnya mulai dapat memilih, perkenalkan shalat sebagai sesuatu yg baik, manfaat dan dengan cara yang baik sesuai usianya.
Berdialog pada anak usia tamyiz mengenalkan Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahim, Allah itu baik, Maha baik. Allah sayang, kamu minta Allah dengar, dan Dia akan berikan yang terbaik untukmu di waktu yang juga tepat.
Tauhid dan Aqidah harus tertancap dalam hati, mengakar dan ini perlu proses, maka sejarah menjadi salah satu jalan untuk proses menancapkan tauhid, aqidah dan ibadah pada anak.
Langganan:
Postingan (Atom)